Minggu, 30 September 2018
Aksi Sosial, HMJ Dakom Peduli Korban Gempa Tsunami
Yurham ketua HMJ Dakom (Dakwah dan Komunikasi) mengungkapkan aksi tersebut merupakan aksi gabungan dari HMJ Dakom bersama Hima Prodi (Himpunan mahasiswa program studi) jurusan Dakwah dan Komunikasi seperti Hima prodi komunikasi penyiaran Islam, bimbingan konseling Islam, manajemen dakwah, pengembangan masyarakat Islam, sosiologi agama dan Hima Prodi jurnalistik Islam.
“Mengingat bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah, teman-teman kita yang ada di Donggala Palu, tersentak hati teman-teman sehingga dengan semangat persaudaran dan kemanusiaan kami turun aksi penggalangan dana di jalan,” ungkapnya saat diwawancarai via whatsapp, (30/09).
[caption id="attachment_8893" align="alignnone" width="300"] Foto: dibantu oleh polisi setempat[/caption]
Aksi penggalangan dana berlangsung mulai pagi sampai sore hari pada titik lokasi target sekitaran pasar Lakessi, jalan jenderal Sudirman, Mattirotasi dan jalan Bau Massepe dan akan dilanjutkan pada hari Senin (01/10) di area kampus. Tidak hanya berupa uang sumbangan, masyarakat juga turut ikut menyumbang dalam bentuk sembako maupun pakaian.
Menurut Yurham, dana yang terkumpul akan segera disumbangkan baik melalui ACT (Aksi Cepat Tanggap) Darurat maupun melalui jalur transportasi laut yang tersedia di pelabuhan kota Parepare.
[caption id="attachment_8898" align="alignnone" width="300"] Info[/caption]
“Kami turun aksi penggalangan dana, mudah-mudahan mampu membantu dan meringankan beban teman-teman disana,” tambah Yurham.
Porda Sulsel XVI: Mahasiswa IAIN Parepare Kembali Raih Emas dalam Cabang Olaraga Kempo
Lima orang yang tergabung dalam lembaga organisasi kemahasiswaan Perkemi Dojo IAIN Parepare yang mewakili kota Parepare, kabupaten Pinrang dan kabupaten Luwu ikut dalam kegiatan Porda tersebut.
Empat orang diantaranya berhasil meraih 1 medali emas, 1 medali perak dan 2 medali perunggu dalam cabang olaraga Kempo. Adapun peraih medali emas yaitu Rahmatiah, Surianti Firman (perak), Khusnul Khotimah (perunggu) dan Abdul Wahab (perunggu).
Rahmatiah sebagai peraih medali emas mengungkapkan kesyukuran atas pencapaiannya. “Alhamdulillah berkat doa dan semangat dari orangtua, pelatih dan teman-teman. Medali ini saya persembahkan untuk mereka yang tidak berhenti menyemangati saya. Ke depannya mungkin saya ingin fokus dulu ke pendidikan, tapi Kempo tetap jalan. Bagi saya, karir dan pendidikan sama pentingnya,” tegasnya.
Sementara Ketua Perkemi Dojo IAIN Parepare, Adi Irwandi turut bersyukur dan berterima kasih kepada para pelatih yang telah bekerja keras untuk mendidik para atlet.
[caption id="attachment_8887" align="alignnone" width="300"] Foto kelima mahasiswa yang mewakili kabupaten/kota[/caption]
“Saya harap prestasi yang didapatkan oleh para anggota yang mengikuti kegiatan Porda Sulsel XVI di kabupaten Pinrang ini, agar senantiasa bersyukur serta semangat latihan, dapat meningkatkan prestasinya dan anggota yang lain dapat termotivasi, lebih giat lagi berlatih sehingga dapat mengikuti jejak anggota yang telah berhasil mengharumkan nama organisasi pada khususnya dan juga nama IAIN Parepare,” ungkap Adi Irwandi saat diwawancarai via whatsapp (Senin, 01/10).
Workshop Pendidikan QMT sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik
Hadir pemateri CEO Sinergi Motiva Indonesia, Sardin Damis. Ia merupakan CEO Sinergi Motiva Indonesia (Motivator Pendidikan penulis buku QMT Public Speaker).
Sebanyak 91 peserta yang terdiri dari mahasiswa IAIN Parepare(calon guru), guru serta dosen. Para peserta merupakan alumni STAIN Parepare yang kini berubah menjadi IAIN Parepare maupun tamu undangan yang berasal dari berbagai daerah mulai dari dalam kota Parepare hingga luar kota seperti kabupaten Sidrap, Pinrang dan Polman.
Menurut Mujahidah selaku Ketua penanggungjawab Prodi Pendidikan Bahasa Inggris pelaksanaan workshop tersebut sebagai wujud komitmen serta tanggungjawab dalam peningkatan kualitas pendidikan.
“Sebagai penanggungjawab prodi pendidikan bahasa Inggris kami merasa ikut bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kepada tenaga pendidik ataupun yang memang secara langsung adalah output dari jurusan Tarbiyah IAIN Parepare,” jelasnya saat menyampaikan laporan.
Lebih lanjut Mujahidah mengungkapkan pelaksanaan workshop Quantum Miracle Teaching dapat dijadikan sebagai model inovasi pengajaran.
“Kami menfasilitasi para mahasiswa sebagai calon guru, guru dan dosen dalam meningkatkan kualitas mereka dalam kegiatan Quantum Miracle Teaching. Model Quantum miracle teaching ini adalah model inovasi pengajaran terbaru yang perlu diketahui dan menjadi bekal pada guru dalam proses belajar mengajar,” tambah Mujahidah.
Ketua jurusan Tarbiyah dan Adab IAIN Parepare, Bahtiar sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Bahtiar melihat kegiatan tersebut sebagai wujud kepedulian terhadap calon tenaga guru baik itu mahasiswa, alumni kampus, serta para tenaga pendidik yang turut hadir menjadi peserta workshop.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kelembagaan, Muhammad Djunaidi yang turut hadir membuka kegiatan menjelaskan pentingnya mahasiswa memiliki kompetensi yang dibuktikan dalam SKPI (Surat Pendamping Ijazah).
“Ijazah-ijazah S1 sekarang itu harus didampingi dengan SKPI, apa yang tercantum didalamnya mengenai kemampuan apa, kompetensi apa yang dimiliki oleh pemilik ijazah. Itulah yang dilihat oleh pemakai dalam rangka rekruitmen tenaga kerja,” jelas Muhammad Djunaidi saat memberi sambutan.
[caption id="attachment_8884" align="alignnone" width="300"] Penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara IAIN Parepare dengan CEO Sinergi Motiva Indonesia[/caption]
Kamis, 20 September 2018
Dosen IAIN Parepare jadi Open dan Invited Panel AICIS 2018
[caption id="attachment_8870" align="alignnone" width="300"] Foto sisi kanan: H. Islamul Haq, Lc, MA[/caption]
Pentinganya studi filologi terhadap naskah kitab "At taaqqubaat ala Almuhimmat" mengingat kitab tersebut adalah kitab dalam mazhab Syafii yang notabene merupakan mazhab yang dipegangi mayoritas masyarakat Indonesia.
Sementara, Invited Panel ibu Dr. Zulfah, M. Pd, membahas tentang model program bilingual berdasarkan fungsi bahasa guru, yakni penggunaan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa instruksional dan bahasa Inggris sebagai bahasa manajerial.
[caption id="attachment_8872" align="alignnone" width="300"] Foto: Urutan kedua kiri, Dr. Zulfah, M. Pd[/caption]
"Bahasa instruksional adalah ujaran yang terkait dengan materi ajar sementara bahasa manajerial adalah ujaran yang terkait dengan manajemen kelas atau kontrol atas perilaku siswa di kelas. Menurut hasil uji coba desain ini efektif meningkatkan hasil belajar siswa,"jelas Zulfah.
Penulis: Nining Artianasari
AICIS 2018: Evaluasi PW dan Forum Direktur Pascasarjana
Bukan hanya itu, selain Wakil Rektor III para Direktur Pascasarjanapun melaksanakan pertemuan yang dipimpin langsung oleh Prof. Arskal Salim yang mengatakan beberapa hal diantaranya, pertama kembalikan marwah pascasarjana sebagai tempat perkembangan pemikiran, Islamic studies. Kedua, peningkatan kualitas dosen melalui penelitian. Ketiga, program guru besar mengajar atau dosen tamu selama satu bulan. Keempat, manajemen pengelolaan pascasarjana terkait Ortaker (Organisasi dan Tata Kerja) untuk keseragaman apakah Fakultas pascasarjana atau Sekolah Pascasarjana.
Sementara pada forum direktur pascasarjana Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se-Indonesia tema yang diangkat "Meningkatkan Mutu Akademik berbasis Kerjasama Internasional" membahas beberapa hal penting yang terkait dengan peningkatan kualitas pascasarjana sehingga memiliki daya saing bukan hanya tingkat regional tetapi juga internasional. Forum ini dihadiri direktur pascasarjana PTKIN seluruh Indonesia, termasuk salah satu perwakilan Direktur Pascasarjana IAIN Parepare, Dr. H. Muhammad Saleh, M. Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis IT.
Selain itu juga dibahas mengenai kurikulum pascasarjana, dimana diharuskan untuk merumuskan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), sehingga orientasi pembelajaran sesuai dengan rumusan capaian yang diharapkan, diperlukan pula adanya Student Center Learning (SCL) dan CP.
Penulis: Nining Artianasari
Rabu, 19 September 2018
Kepala Biro AUAK IAIN Parepare, Ajak Tingkatkan Kinerja
[caption id="attachment_8861" align="alignnone" width="300"] Lokasi: Ruang seminar Pascasarjana IAIN Parepare[/caption]
Kepala Administrasi, Umum, Akademik dan Keuangan (AUAK) IAIN Parepare, Hj. Musyarafah, S. Sos, M. Si merupakan pejabat baru di lingkup IAIN Parepare yang baru-baru ini dilantik langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia.
"Satu bulan ini saya masih mempelajari situasi dan kondisi yang ada di kampus ini dan tepatnya pertemuan ini saya memang ingin lebih dekat dengan teman-teman untuk nantinya kita saling sharing (berbagi) pengalaman tugas. Harapannya kita sama-sama membangun ide-ide atau gagasan-gagasan positif dalam rangka pengembangan institut kita,"harap Musyarafah, Kepala Biro AUAK IAIN Parepare.
Selain itu, pertemuan tersebut juga menjadi ajang penyamaan persepsi antara pegawai sehingga diharapkan adanya peningkatan kinerja demi pengembangan IAIN Parepare yang lebih baik.
Alih Status Jadikan sebagai Hijrah bagi PTKI
"Saya sangat sering tegaskan pada pimpinan kampus bahwa transformasi tersebut hendaknya tidak semata dipahami sebagai peningkatan penambahan anggaran atau penambahan jumlah program studi belaka namun lebih dari itu adalah hijrah. Yang ingin saya tegaskan bahwa dalam memanfaatkan momentum tahun baru Hijriah ini alih status dari Sekolah Tinggi menjadi Institut dan sejumlah Institut menjadi Universitas hakikatnya adalah hijrah," jelas Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin.
Lebih lanjut Menteri Agama menjelaskan hijrah perguruan tinggi Islam dari penekanan awal sebagai lembaga dakwah ilmu-ilmu agama menjadi Institut yang memiliki tradisi riset.
"Kampus yang mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu keislaman dengan sains dan teknologi serta rumah yang nyaman bagi dosen dan peneliti untuk menghasilkan temuan-temuan berkualitas yang dapat memberikan kontribusi bagi pengetahuan dan keilmuan global", tambahnya.
"Kita perlu tunjukkan bahwa buku kita juga bisa diterbitkan oleh penerbit-penerbit dari luar negeri dan artikel yang kita tulis tidak hanya tersimpan di rak pribadi melainkan bisa terbit juga di jurnal-jurnal nasional dan internasional"
-Lukman Hakim Saifuddin-
Menteri Agama Republik Indonesia
Penulis: Nining Artianasari
Selasa, 18 September 2018
AICIS 2018, Islam in a Globalizing World: Text, Knowladge, and Practice
Dalam sambutan Menteri Agama bahwa Tema dari kegiatan tersebut yakni Islam in Globalizing World: Text, Knowladge, and Practice sangat jelas mengisyaratkan kepada kita semua bahwa tiga hari kedepan ini kita akan disuguhi paparan dan makalah-makalah hasil riset multidisiplin yang sangat berkelas dari para sarjana dan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri terkait posisi Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya sebagai kawan cerdik dan cendekiawan di muka dunia.
Menteri Agama juga membahas kasus-kasus kerukunan antar umat beragama yakni interaksi mayoritas dan minoritas ataupun sebaliknya bahkan gesekan gesekan yang terjadi akibat beragamnya keyakinan, pemahaman, dan keagamaan pun dapat menjadi studi kasus untuk merumuskan hipotesis melakukan riset kemudian memproduksi pengetahuan dalam bentuk makalah, artikel, buku, serta mendesiminasikannya ke dunia akademik nasional maupun internasional melalui Konferensi semacam ini.
"Kajian teks, pengetahuan, dan praktek praktek keseragaman muslim nusantara jelas membutuhkan ragam pendekatan ilmu sejarah, sastra, sosiologi, antropologi, hukum politik dan ragam disiplin ilmu lainnya,"ucap Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin.
Adapun tiga harapan Menteri Agama pada pelaksanaan AICIS 2018. Pertama, Menteri Agama menginginkan agar hasil-hasil diskusi selama pagelaran konferensi ini dapat memberikan manfaat bagi penguatan program program di lingkungan Kementerian Agama sendiri. Kedua, dalam konteks kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia khususnya, "saya sangat berharap bahwa diskusi para narasumber selama 3 hari kedepan juga membahas sejauh mana kita bisa merespon serta memberikan solusi atas persoalan persoalan sosial keagamaan yang belakangan mengganggu kerukunan umat beragama,"harapnya.
[caption id="attachment_8852" align="alignnone" width="300"] Para dosen IAIN Parepare[/caption]
Terakhir, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin juga berharap agar selama konferensi tersebut berlangsung, para narasumber dan peserta juga dapat bersama-sama memikirkan kontribusi apa yang dapat diberikan untuk perdamaian dunia.
"Mari kita memupuk rasa percaya diri yang tinggi untuk bersama-sama mempromosikan dan menjadikan Islam Wasatiya sebagai masa depan peradaban dunia. Mari kita bangun rasa percaya diri untuk menunjukkan kemampuan kita hidup damai dan berdampingan bersama dalam merawat praktek keberagaman di tengah keragaman suku, budaya, dan agama," ajak Menteri Agama kepada para sarjana, peneliti, undangan, maupun partisipan yang hadir.
"No Sabara No Sabatutu,
berasal dari bahasa Kaili yang artinya bersama kita menjadi satu.
Mari kita menyatukan diri untuk menjaga, memelihara dan merawat peradaban kita bersama".-Lukman Hakim Saifuddin-
Menteri Agama Republik Indonesia
Penulis: Nining Artianasari
AICIS 2018, Pendidikan Islam di Indonesia Relatif Terbuka dalam Berfikir Kritikal
Kegiatan tersebut membahas tentang studi Islam di Indonesia serta pengaruh studi Islam di mata dunia. Serta apa saja yang telah dilakukan perguruan tinggi Islam tentang studi Islam di Indonesia serta peran kementerian agama dalam menangani masalah yang ada dalam perkembangan studi Islam.
"Indonesialah yang dapat mengantarkan kepada generasi muslim dunia, karena pendidikan Islam di Indonesia relatif literbuka, keterbukaan dalam berfikir serta kritikal berfikir mestinya ada dalam pendidikan Islam" terang Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah selaku salah satu speaker dari UIN Sunan Kalijaga.
Prof. Amin juga menjelaskan di salam buku Fazlur Rahman yang berjudul Islam and Modernity : Transformation of an Intellectual Tradition secara jelas mengatakan berharap hanya Indonesia yang sebetulnya yang siap masuk ke Modernitas. Era Modernitas yakni toleran, harmonis antar agama hal tersebutlah yang sangat nampak di Indonesia.
On Stage Discussion 1 ini dipandu langsung oleh Prof. Dr. Arskal Salim GP (Director of Islamic Higher Education) dan yang menjadi speaker Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA (Director General of Islamic Education), Prof.Dr. H. M. Machasin MA, (guru besar UIN Syarif Hidayatullah), Prof. Dr. H. M. Amin abdullah, (guru besar UIN Sunan Kalijaga) dan Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M. Hum dan Dr. Amelia Fauzia (staf ahli menteri).
Pada kegiatan AICIS ke 18 tahun 2018 IAIN Parepare mengikut sertakan 1 professor, 17 doktor, 12 dosen serta 4 dosen sebagai pemateri panel pada kegiatan tersebut.
Penulis: Nining Artianasari
KPM 2018: Peresmian Ruang Baca Sulapa Eppa
Pengadaan ruang baca juga muncul dari kegelisahan masyarakat terhadap banyaknya pemahaman radikalisme dan hoax, untuk mencounter isu tersebut maka kedepannya bersama masyarakat ruang baca ini akan dijadikan sebagai tempat berdiskusi berbagai persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan.
Penarikan KPM IAIN Parepare Rangkaikan Pengumuman Pemenang KPM Expo
Penarikan tersebut ditandai dengan pelepasan Pakaian Dinas Harian (PDH) KPM secara simbolis oleh Rektor IAIN Parepare disaksikan langsung oleh para pejabat lembaga dan unit-unit kampus serta segenap panitia KPM 2018.
Dalam penarikan tersebut, dirangkaikan pula pengumuman pemenang juara dalam kompetisi KPM Expo yang digelar pada Sabtu malam (15/09). Adapun kategori juara mencakup juara produk unggulan posko dan galeri foto posko terbaik. Selama masa pengabdian masyarakat, para mahasiswa mengelolah potensi desa dalam pemberdayaan masyarakat.
Salah seorang mahasiswa, Muhammad Restu Singgih mengungkapkan banyaknya pelajaran yang diperoleh saat menjalani KPM. “Kita mendapatkan pelajaran yang berharga, kita hidup di lingkungan masyarakat dan nantinya itu sangat bermanfaat bagi kami,” tutur Restu, Koordinator posko.
Tanggapan senada juga diungkpakan oleh Primadita yang turut menjadi peserta KPM 2018. “Di KPM dapat kegiatan baru dan suasananya seperti ‘this like you practice all of the the theory’ dan kayak ‘selamat datang di dunia nyata’ di mana kita akan sampaikan ilmu dari bangku perkuliahan kepada masyarakat. Jadi seperti ada pengalaman baru yang besar untuk preparing (persiapan) ke masa depan nantinya,” ungkapnya usai mengikuti penarikan KPM.
Sementara Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan dalam sambutannya mengingatkan kepada mahasiswa agar segera melakukan registrasi untuk semester berikutnya. Ahmad juga berpesan agar mahasiswa menjaga kesehatan dikarenakan kegiatan Praktek Pengalaman Kerja (PPL) yang akan segera dilaksanakan.
Expo KPM IAIN Parepare: Pamerkan Produk Mahasiswa, Kontribusi Ekonomi Kerakyatan
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Expo IAIN Parepare merupakan expo pertama dengan memamerkan berbagai hasil karya kreativitas mahasiswa baik dalam bentuk inovasi kuliner maupun berbagai souvenir menarik.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) IAIN Parepare, Dr. Zainal Said menjelaskan hasil yang dipamerkan mahasiswa dalam KPM Expo tersebut akan menjadi kontribusi tersendiri bagi kampus maupun kontribusi dalam konteks ekonomi kerakyatan.
“Inilah orientasi pengabdian masyarakat yang diharapkan, berdasarkan atau muatan dalam perguruan tinggi bahwa salah satu tujuan perguruan tinggi adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Berbagai karya pun dipamerkan oleh mahasiswa KPM. Setiap posko menampilkan foto-foto dokumentasi kegiatan, kerajinan tangan yang terbuat dari barang bekas yang diolah kembali maupun menyajikan kuliner sesuai dengan ciri khas hasil bumi pada desa yang ditempati.
Sementara Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan mengungkapkan rasa bangganya terhadap hasil karya yang dihasilkan. Ahmad juga berharap kegiatan KPM Expo tetap dilanjutkan dan terus dikembangkan.
“Kegiatan yang seperti ini adalah sebuah hasil karya dan inovasi di IAIN Parepare. Ternyata, mahasiswa kita bukan hanya ahli dalam bidang ilmu pengetahuan tetapi mereka juga ahli dalam bidang keterampilan,” ungkap Ahmad sebelum membuka KPM Expo.
Salah seorang peserta KPM, Primadita yang turut mengikuti KPM Expo mengungkapkan keseruannya dalam mengikuti expo tersebut.
“Pamerannya ini kan baru pertama kali dilaksanakan, jadi kayak benar-benar diberikan apresiasi karya kami, bisa diperlihatkan dengan semua orang. Jadi kesannya disana, memang ada yang dikerjakan dan bisa memberdayakan masyarakat,” tuturnya (16/09).
Workshop Dosen: Kenalkan Pembelajaran E-Learning
Diikuti 25 orang yang terdiri dari 24 dosen PPNPN (Pegawai Pemerintah Non PNS) tahun 2018 dan satu orang dosen PPNPN tahun 2018. Hadir sebagai pemateri Rektor IAIN Parepare, para pelaksana tugas Wakil Rektor, Kepala Biro AUAK, ketua-ketua jurusan serta tim dari TIPD (Teknologi Informasi Pusat Data) IAIN Parepare.
Workshop dosen merupakan kegiatan wajib diikuti oleh dosen khususnya dosen baru. Hal ini dilaksanakan guna menyamakan persepsi (relevansi) ilmu pengetahuan serta metode pembelajaran yang dimiliki dosen dengan aturan yang berlaku di IAIN Parepare.
Ketua Panitia, Dr. Herdah mengungkapkan alumni workshop tersebut akan menggunakan e-learning dalam proses pembelajarannya. “Jadi alumni workshop ini diharapkan menggunakan pembelajaran E-learning dan akan dipantau langsung oleh TIPD,”ungkapnya saat memberi laporan.
Sebelumnya, pembelajaran E-learning telah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir. E-learning tersebut merupakan adopsi dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dalam penggunaan E-learniang, dosen dan mahasiswa dapat melakukan interaksi seperti melakukan diskusi mengenai topik tertentu, dosen dapat mempublish (mengupload) materi, sementara mahasiswa dapat mengirim tugasnya maupun mejawab kuiz yang telah disediakan oleh dosen yang pengampuh mata kuliah.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan mengungkapkan perluanya inovasi-inovasi baru dalam lembaga.
“Semua yang kita anggap positif, kita akan laksanakan di lembaga yang kita cintai ini. Kita juga selalu melakukan studi banding di beberapa perguruan tinggi, yang kita anggap sudah bisa dilaksanakan di kampus kita, maka kita akan laksanakan,” jelasnya.
Selain itu, Ahmad juga mengajak agar para dosen tetap objektif dalam memberi penilaian kepada mahasiswa, senantiasa melakukan update (memperbaruhi) ilmu pengetahuan dan teknologi. Ahmad juga menekankan tidak ada larangan dosen untuk mendaftar CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang akan dibuka dalam waktu dekat ini.
“Tidak ada larangan dari kami, dosen PPNPN dan dosen luar biasa (LB) selama dia masih bukan PNS (Pegawai Negeri Sipil maka silahkan ikut berkompetisi dalam CPNS ,” ujarnya sebelum mengakhiri sambutan.
Senin, 17 September 2018
3 DOSEN IAIN PAREPARE MENJADI PANELIS AICIS ke-18 DI PALU
Dari 3 orang Dosen IAIN Parepare itu akan mempresentasikan karya ilmiah yang akan dilaksanakan pada tanggal 17-21 September 2018. Adapun yang lulus panel itu terdiri dari 1 orang lulus di invited panel, kemudian 1 orang lulus di open panel dan 1 orang lulus di selected panel. Ketiganya lolos atas undangan panitia.
Invited panel atas nama Dr. Zulfah, M.Pd dengan judul panel sessions : Skill production and teaching values in Islamic education.
Dosen yang lulus selected panel atas nama Dr. H. Muhyddin Bakry, Lc, M.Th.I dengan judul panel : The dynamic of Pesantren in Indonesia and its challenges in the millennial era.
Dan Dosen yang lulus open panel atas nama H. Islamul Haq, Lc, M.A dengan judul panel : “ Text Philology, and interpretation: The contribution of manuscriptstudies in the current muslim world.
Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si mengapresiasi Dosen yang lulus seleksi pada kegiatan yang dijadwalkan akan di buka oleh Menteri Agama tersebut.
“Selamat kepada para Dosen IAIN Parepare yang akan mempresentasikan karya ilmiah di ajang AICIS ke-18 di Palu. Semoga kegiatan AICIS tahun depan akan lebih banyak lagi Dosen-dosen akan menjadi panelis” tuturnya.
Kamis, 13 September 2018
Serap Masukan melalui Rapat Akademik Dosen
IAIN Parepare--- Menjelang aktifnya perkuliahan pada semester ganjil yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, ratusan orang mengikuti rapat dosen tahun akademik 2018/2019 di Aula IAIN Parepare, Kamis (13/09).
Dibuka langsung oleh Muhammad Djunaidi selaku Pelaksana tugas (Plt) Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, turut dihadiri pula para ketua dari berbagai jurusan, mulai dari Ketua jurusan Tarbiyah dan Adab, Ketua jurusan Syariah dan Ekonomi Islam dan Ketua jurusan Dakwah dan Komunikasi.
Rapat tersebut merupakan rapat yang rutin dilaksanakan sekali dalam setiap tahun. Hal ini dilakukan dalam rangka mengevaluasi serta membahas hal-hal yang terkait masalah-masalah (problem) yang ditemui dosen dalam aktivitas perkuliahan. Selain itu dalam pertemuan ini para dosen juga diberi kesempatan mengajukan pertanyaan maupun saran dalam sesi tanya jawab.
Hamdanah Said salah seorang dosen sekaligus penggagas kode etik IAIN Parepare, memberi saran agar dalam proses perkuliahan kode etik tetap diberlakukan. "Dosen diharapkan membaca pelanggaran ringan dengan sanksi ringan. Sebab, dosen mempunyai hak menjatuhkan sanksi ringan berupa teguran," ungkapnya. Tidak hanya Hamdanah Said, beberapa dosen pun turut mengajukan beberapa pertanyaan serta saran yang ditanggapi langsung oleh para Ketua jurusan yang hadir.
Sementara Muhammad Djunaidi dalam memimpin rapat mengakui masih adanya kekurangan yang perlu diperbaiki ke depannya. "Harus kita menyadari, memang pasti ada kekurangan. Namun, untuk menutupi kekurangan itu mari bersama-sama kita mencari solusi," ajaknya.
Selain itu, Muhammad Djunaidi juga mengungkapkan dalam waktu dekat ini, IAIN Parepare akan memiliki beberapa fakultas. "Pada saat kita berubah jadi fakultas, di situ saatnya perlu banyak pertemuan agar kita memperoleh masukan dan mencari solusi terhadap permasalahan-permasahan yang dihadapi,"terangnya.
Rabu, 12 September 2018
IAIN Parepare: Enam Orang dari Thailand, Resmi diterima jadi Mahasiswa Baru
Keenam mahasiswa asing tersebut telah diterima langsung oleh Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan di gedung Rektorat IAIN Parepare yang turut didampingi oleh Muhammad Djunaidi Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kelembagaan serta beberapa dosen IAIN Parepare, Selasa (11/09).
[caption id="attachment_8774" align="alignnone" width="300"] Enam orang mahasiswi tersebut akan tinggal di Asrama Putri yang dikelola oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Insani yang Handal (PASIH) IAIN Parepare.[/caption]
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan menjelaskan berbagai hal yang menyangkut IAIN Parepare termasuk aturan yang berlaku (kode etik mahasiwa). Meskipun kegiatan perkuliahan akan dimulai pada 24 September mendatang, namun mahasiswa asing tersebut telah diundang hadir di kampus IAIN Parepare. Hal ini dikarenakan agar para mahasiswa asing dapat segera beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Kalian sudah resmi diterima, jangan ragu-ragu bertanya kalau ada hal yang tidak dipahami. Tanggal 24 September itu, kalian akan belajar sama-sama dengan mahasiswa Indonesia. Tidak ada perbedaan cuma bedanya kalian ini mahasiswa asing artinya bukan mahasiswa Indonesia," jelas Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan.
Dengan hadirnya mahasiswa asing di IAIN Parepare akan memberi nuansa baru antar mahasiwa serta dapat meningkatkan kredibilitas dari sebuah perguruan tinggi negeri.
"Kami bangga kalian semua ada di IAIN Parepare, mudah-mudahan kalian bisa senang tinggal di Indonesia khususnya di IAIN Parepare. Kemudian kalau ada orangtua ingin jalan-jalan kesini menjenguk, itu boleh," tambah Ahmad Sultra Rustan, Rektor IAIN Parepare.
[caption id="attachment_8771" align="alignnone" width="300"] Foto Bersama[/caption]
Ke depan, Rektor IAIN Parepare juga berharap pada penerimaan mahasiswa berikutnya tidak hanya dari negara Thailand tetapi juga akan hadirnya pendaftar mahasiswa asing dari negara-negara lain.
Tiga Pejabat Pengelola Barang dan Jasa IAIN Parepare dilantik di Jakarta
Para pejabat dilantik sebagai pejabat Fungsional Pengelola Barang dan Jasa Kementerian Agama. Hadir selaku saksi Kepala Biro Umum Syahrizal dan Kepala Biro Ortala Afrizal Zen.
[caption id="attachment_8767" align="alignnone" width="300"] Foto: Sekjen Nursyam menyaksikan penandatanganan berita acara pelantikan (foto: Sandi)[/caption]
Dikutip dari laman kemenag.go.id, pelantikan tersebut sekaligus mengukuhkan Forum Komunikasi Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa periode 2018-2023. Sekertaris Jenderal Kementerian Agama, Nur Syam mengatakan forum komunikasi adalah ikhtiar membangun jejaring. "Dunia ini tidak hanya dibangun dengan pemikiran, materi, tidak pula hanya dengan imej, tetapi juga dibangun dengan jejaring. Dengan jejaring Kementerian Agama bisa memberikan informasi kepada lebih banyak khalayak," jelasnya.
Sementara Hasim, salah seorang yang dilantik dari IAIN Parepare mengatakan pelantikan tersebut sebagai wujud apresiasi dan memberi dampak psikologi. "Alhamdulillah, pelantikan ini kami seperti diapresiasi dan kami akan lebih giat lagi," ungkapnya saat ditemui di pelataran gedung Rektorat IAIN Parepare (12/09).