Selasa, 16 April 2019

Emas Kini Anjlok Lebih Dari 1%, Level Terendah 2019 Market - CNBC Indonesia



Jakarta, CNBC Indonesia - 

Harga emas anjlok memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Selasa (16/4/19). Mengutip CNBC International, penurunan harga emas dipicu peningkatan

risk appetite

atau minat terhadap risiko para pelaku pasar yang membuat permintaan akan aset

safe haven

seperti emas menurun.

Peningkatan risk appatite tersebut terjadi setelah membaiknya indikator-indikator ekonomi di beberapa negara motor perekonomian dunia.

Pada pukul 20:35 WIB spot emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.273,25 per troi ons, atau melemah sekitar 1,11% dibandingkan penutupan Senin (17/4/19) kemarin, melansir kuotasi MetaTrader 5. Level tersebut menjadi yang terendah di tahun ini, tepatnya terendah sejak 27 Desember 2018.

AS pada pekan lalu melaporkan data klaim tunjangan pengangguran sebanyak 196.000 orang, dan menjadi yang terendah dalam 49 tahun terakhir. Selain itu indeks harga produsen AS di bulan Maret juga dilaporkan naik 0,6%, menjadi yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.

China juga melaporkan data ekspor yang lebih bagus dari perkiraan, juga penyaluran kredit yang cukup tinggi.

Analis dari Julius Baer, Carsten Menke, mengatakan data-data positif dari China belakangan ini mengonfirmasi proyeksi membaiknya ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, juga perekonomian global.

Data yang bagus terbaru dilaporkan dari Jerman, motor penggerak ekonomi Eropa. Institusi ZEW melaporkan hasil survei indeks sentimen ekonomi Jerman bulan ini sebesar 3,1 naik dari bulan sebelumnya sebesar -3,6 bahkan lebih tinggi dari prediksi 0,9, melansir data dari Forex Factory.

Survei ini menggunakan angka 0 sebagai ambang batas. Apabila angkanya di atas 0 berarti para pelaku pasar optimis, sebaliknya di bawah 0 berarti pesimis terhadap kondisi ekonomi.

Data yang dirilis ZEW tersebut bahkan positif atau optimis untuk pertama kalinya dalam 13 bulan terakhir, yang berarti lebih dari setahun belakangan para pelaku pasar melihat pesimis ekonomi Jerman, dan baru di bulan ini melihat dengan optimis.

Serangkaian data positif tersebut membuat kinerja bursa saham global apik sejak pekan lalu, yang menunjukkan peningkatan risk appetite investor.

Berkurangnya daya tarik emas juga terlihat dari aset di SPDR Gold Trust, penjual reksa dana berbasis emas terbesar di dunia, yang turun ke level terendah sejak 9 November 2018 pada Senin kemarin.

Faktor-faktor tersebut membuat harga spot emas terus tertekan, dan kemungkinan akan berdampak pada harga emas antam di Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)







Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar