Rabu, 10 April 2019

Jokowi vs Prabowo Lagi, Ini Saran Analis untuk Investor - Tempo.co


TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah manajer keuangan dan analis menyarankan strategi-strategi terbaik bagi para investor menjelang laga ulang Jokowi vs Prabowo pada Pilpres 2019. Saat ini, tinggal tersisa seminggu lagi menjelang pemungutan suara pada 17 April nanti.

Baca juga: Jokowi: Pesta Demokrasi Harus Gembira, Jangan Suka Marah-marah

Analisis pertama diberikan John Rachmat, Analis di PT Pinncale Perasada Investama. Menurut John, jika Prabowo menang pada Pilpres 2019, maka akan menjadi kabar buruk bagi pasar ekuitas. Untuk itu, ia meminta investor bersiap dengan penurunan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun 5 persen hingga seminggu setelah Pilpres 2019.

“Setiap sektor akan mendapat pengaruh, tergantung seberapa buruk pengaruh itu,” kata John, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu, 10 April 2019.


Akan tetapi, penurunan ini tidak akan berlangsung lama karena diprediksi akan kembali terjadi rebound untuk enam bulan ke depan, tapi kembali turun hingga lima tahun berikutnya.  John juga bertaruh bahwa sektor-sektor bisnis yang berorientasi ekspor akan relatif berlangsung baik karena masih mendulang pendapatan dari dolar. Sektor lain, terutama yang tradisional, yang terpengaruh karena kebijakan penurunan harga sejumlah barang dan layanan dari Prabowo.

Analisis kedua, Alan Richardson, Fund Manager di Samsung Asset Management Alan memperkirakan bahwa saham Indonesia bakal meningkat pada semester pertama karena kemungkinan Jokowi bakal terpilih kembali pada 17 April mendatang. Sebaliknya, Alan sependapat dengan John bahwa saham akan turun sebanyak 5 persen dan rupiah juga akan mengalami penurunan jika Prabowo terpilih. “Investor asing lebih menyukai stabilitas di bawah pemimpin moderat yang terbukti rekam jejaknya,” kata Alan.

Saran ketiga datang dari Jemmy Paul, Chief Executive Officer di PT Sucorinvest Asset Management. Usai 17 April nanti, Paul mengharapkan agar pembangunan infrastruktur terus berlanjut, terlepas dari memang Jokowi atau Prabowo. Ia juga mengatakan, valuasi dari saham-saham milik BUMN Konstruksi akan cukup menarik setelah Pilpres 2019.

Baca juga: HUT BUMN dan Kampanye Akbar, Jokowi: Tidak Ada Campur Aduk

Adapun analisis keempat datang dari Andri Ngasering, analis dari Credit Suisse. Sebelumnya, kata Andir, Credit Suisse telah memperkirakan bahwa perusahana-perusahaan di Indonesia bakal mampu mempertahankan pertumbuhan mereka di level 13 persen pada 2019 karena adanya kenaikan pada IHSG yang diprediksi bakal mencapai 6.900 poin.

Sebagai rekomendasi, Andri juga menyarankan investor untuk menaruh perhatian pada sejumlah saham-saham yang bakal menarik ke depannya. Di antaranya yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna, PT United Tractors, PT Astra International, PT Bank Mandiri, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Ace Hardware Indonesia, PT XL Axiata and PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 



Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar