Senin, 15 April 2019

Makna Katedral Notre-Dame bagi Warga Prancis - detikNews








Paris

-

Tak ada situs lain yang merepresentasikan Prancis layaknya Katedral Notre-Dame.

Rival utamanya sebagai simbol nasional, Menara Eiffel, 'baru' berusia satu abad. Sementara Notre-Dame telah berdiri kokoh di Paris sejak tahun 1200-an.

Katedral itu juga menjadi inspirasi sebuah mahakarya literatur Prancis. Novel karya Victor Hugo, Hunchback of Notre-Dame, dikenal warga Prancis dengan nama Notre Dame de Paris.

Terakhir kalinya katedral tersebut mengalami kerusakan besar adalah saat masa Revolusi Prancis, ketika patung-patung orang suci dipenggal oleh kelompok anti-kepastoran.

Bangunan itu juga bertahan saat terjadi pemberontakan Komune Paris tahun 1871. Begitu pula saat dua perang dunia terjadi, sebagian besar bangunan katedral tidak mengalami kerusakan apa pun.

Sulit menggambarkan betapa terkejutnya warga Prancis melihat katedral tersebut dilalap kobaran api.

Penduduk setempat tidak dikenal dengan sifat cerianya, tetapi hanya sedikit di antara mereka yang berjalan-jalan di sepanjang tepi sungai Seine di pusat kota Paris tanpa merasa jiwanya bergelora saat melintasi Notre-Dame.

Katedral Notre-Dame adalah satu dari sedikit pemandangan kota yang membuat penduduk Paris bahagia tinggal di sana.

Seperti semua situs berharga di mana pun, Katedral Notre-Dame jarang dikunjungi penduduk sekitar. Selama tiga dekade saya tinggal di kampung halaman saya itu, tidak lebih dari tiga-empat kali saya masuk ke dalamnya - tempat itu hanya dipenuhi oleh turis mancanegara.

Katedral itu bukan sekadar tujuan wisata paling populer di Eropa Barat. Delapan abad setelah berdiri, Notre-Dame juga tetap menjadi tempat ibadah - sekitar 2.000 pelayanan digelar setiap tahunnya di sana.

Akan tetapi, bangunan itu juga lebih dari sekadar situs keagamaan. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengungkapkan duka mendalam "seluruh negeri" atas kebakaran yang terjadi. Wali kota Paris Anne Hidalgo mengatakan, Notre-Dame adalah "bagian dari warisan bersama kita".

Banyak di antara mereka yang menyaksikan kebakaran itu berurai air mata. Ketidakpercayaan mereka juga dirasakan para penganut Katolik dan penganut agama lainnya di negara di mana keimanan telah lama tidak lagi menjadi kekuatan pemersatu bangsa.



(nvc/nvc)





















Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar