Jumat, 12 April 2019

Teknologi Ini Mampu Membuat Otak Lansia Miliki Perdiva Layaknya Remaja | merdeka.com - merdeka.com

Merdeka.com - Teknologi stimulasi otak yang dipercaya dapat mengubah kinerja otak mereka yang telah disetujui lanjut atau lansia, kerja yang layaknya otak manusia yang memulai 20 tahun.

Teori tentang teknologi tersebut, diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience. Ilmuwan juga telah mengujicoba teknologi ini ke sukarelawan yang terdiri dari beberapa lansia dan remaja.

Dengan menstimulasi dua area di otak lansia dalam spesifikasi spesifik, kemampuan otak lansia dapat lebih ringan dan berpikir layaknya remaja. Demikian seperti dikutip Mirror via Tekno Liputan6.com, Kamis (11/4/2019).

Pun demikian, teori ini masih terbilang dini dan hanya bisa diaplikasikan ke lansia yang syarat kesehatannya prima.

Teknologi yang disebut electroencephalography (EEG) ini akan digunakan untuk membantu lansia dengan penyakit demensia dan alzheimer.

EEG sendiri untuk pemantauan aktivitas otak. Sementara itu, peneliti juga akan menggunakan teknik lain bernama stimulasi arus bolak-balik transkranial (tACS) untuk menstimulasi otak kumpulan lansia dan remaja.

Dalam hal itu, para ilmuwan akan memodulasi interaksi gelombak otak yang terhubung dengan cara mereka bisa mengingat sesuatu.

Uji coba ini melibatkan 42 sukarelawan meminjam 20-29 tahun dan lansia diundang 60-76 tahun. Salah satu tugas yang harus dilakukan adalah uji tugas memori (mengingat).

Tanpa stimulasi otak, lansia sudah pasti lebih lambat dan kurang akurat otak remaja dan dewasa.

Pasalnya, otak manusia menghasilkan tingkat interaksi dan gelombang otak yang lebih tinggi.

Saat mendapatkan stimulasi aktif otak, kinerja otak lansia meningkat saat mereka mencoba menguji ingatan. Sejauh terbukti mengungkap efek stimulasi tersebut mampu bertahan hingga 50 menit.

"Dengan menggunakan stimulasi tersebut, kita dapat menghubungkan kembali dan mensinkronisasi (kinerja) otak mereka," ungkap Robert Reinhart, ilmuwan di Universitas Boston.

Sumber: Tekno Liputan6.com
Reporter: Jeko IR [idc]


Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar